PAGE 3 Seorang Guru Curhat Muridnya Susah Senyum dan Diajak Bicara, Ternyata Faktanya Menyedihkan!
loading...
loading...
Merasa penasaran, Amy pun mencoba menggali informasi dari wali kelas yang dulu juga mengajar matematika.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan, biarkan saja dia," ucap si guru.
Amy merasa hal tersebut tidak adil.
"Jadi, aku berbicara padanya dengan Bahasa Mandarin, mengira dia tidak paham Bahasa Melayu."
Sebuah fakta miris pun diketahui Amy.
Ternyata Kah Shzen tak memiliki buku dan kalkulator.
Amy merasa menyesal telah menghukumnya karena mungkin muridnya tersebut memiliki keterbatasan ekonomi.
Di sisi lain, ia merasa tak adil para siswa yang lain jika memperlakukan Kah Shzen secara khusus.
Akhirnya, Amy pun meminjam buku dan kalkulator untuk dipakai Kah Shzen selama pelajaran.
Suatu hari, Amy dibuat kaget saat memeriksa buku PR sang murid.
Ternyata, Kah Shzen menulis semua catatan yang Amy tulis di papan tulis.
Selama ia memiliki buku, remaja tersebut selalu mengumpulkan PR-nya.
Amy pun menyimpulkan bahwa sebenarnya Kah Shzen bukan murid pemalas.
Ia hanya tidak punya perlengkapan belajar.
loading...
0 Response to "PAGE 3 Seorang Guru Curhat Muridnya Susah Senyum dan Diajak Bicara, Ternyata Faktanya Menyedihkan!"
Posting Komentar