Jumlah Siswa 22, Satu Kelas Paling Banyak Diisi 5 Orang
loading...
loading...
Karena terpencil, SDN 3 Alasbuluh di Situbondo, Jatim, kini tinggal menyisakan 22 murid secara keseluruhan.
Jarak dari jalan raya Situbondo menuju sekolah itu sejauh 10 kilometer (km).
Untuk menuju sekolah tersebut, para siswa maupun pengajar harus melewati perkebunan kapuk serta wajib menyusuri jalan berbatu yang curam.
Sebenarnya bangunan SDN 3 Alasbuluh masih tergolong layak. Tiga ruang kelas dan satu ruang guru masih tampak baru.
Sekolah yang terletak di Dusun Karangbaru, Desa Alasbuluh, itu secara total memiliki 22 siswa.
Perinciannya, antara lain, kelas I dihuni 2 siswa, kelas II memiliki 3 siswa, dan kelas III punya 4 siswa.
Kelas IV memiliki 5 siswa serta kelas V dan VI masing-masing punya 4 siswa.
Menurut Kepala SDN 3 Alasbuluh Mukhamad Slamet, minimnya murid disebabkan lokasi sekolah yang cukup jauh dari perkampungan.
Selain itu, banyak madrasah ibtidaiyah (MI) yang dibangun di satu dusun.
“Banyak murid di kawasan Dusun Karangbaru yang beralih ke MI karena dirasa lebih dekat dengan perkampungan,” tutur Slamet.
Jumlah keseluruhan guru di sekolah itu hanya tiga orang. Terdiri atas satu guru pegawai negeri sipil (PNS) yang mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) serta dua guru tidak tetap (GTT).
Lebih jauh Slamet mengatakan, menjamurnya MI mengakibatkan banyak murid beralih sekolah.
Selain itu, kebanyakan orang tua di daerah tersebut berpedoman kuat, jika disekolahkan di MI, anak terjamin masuk surga.
“Karena pedoman itulah, banyak murid yang beralih ke MI dan banyak juga MI yang tidak memiliki izin dari dinas pendidikan,” terang Slamet, yang mengaku baru menjabat kepala sekolah (Kasek) dua tahun.
Rumah GTT yang mengajar di SDN 3 Alasbuluh berada di Desa Bengkak.
Untuk sampai di tempat mengajar, guru itu harus menempuh jarak 13 km dengan menyusuri hutan kapuk serta jalan curam tanpa aspal dan berbatu.
Terkadang, jika mengalami kendala ban bocor dalam perjalanan, GTT tersebut harus meminta izin terlambat kepada Kasek.
Selain itu, dari sisi murid, bila diminta untuk les di sekolah, banyak yang tidak mau karena jam untuk mencari rumput akan berkurang.
Sebenarnya SDN 3 Alasbuluh akan dimerger dengan SD terdekat. Namun, karena jarak yang jauh, rencana tersebut dibatalkan.
SDN 3 Alasbuluh tetap bertahan walaupun jumlah muridnya hanya 22 anak.
Sumber: fajar.co.id
Jarak dari jalan raya Situbondo menuju sekolah itu sejauh 10 kilometer (km).
Untuk menuju sekolah tersebut, para siswa maupun pengajar harus melewati perkebunan kapuk serta wajib menyusuri jalan berbatu yang curam.
Sebenarnya bangunan SDN 3 Alasbuluh masih tergolong layak. Tiga ruang kelas dan satu ruang guru masih tampak baru.
Sekolah yang terletak di Dusun Karangbaru, Desa Alasbuluh, itu secara total memiliki 22 siswa.
Perinciannya, antara lain, kelas I dihuni 2 siswa, kelas II memiliki 3 siswa, dan kelas III punya 4 siswa.
Kelas IV memiliki 5 siswa serta kelas V dan VI masing-masing punya 4 siswa.
Menurut Kepala SDN 3 Alasbuluh Mukhamad Slamet, minimnya murid disebabkan lokasi sekolah yang cukup jauh dari perkampungan.
Selain itu, banyak madrasah ibtidaiyah (MI) yang dibangun di satu dusun.
“Banyak murid di kawasan Dusun Karangbaru yang beralih ke MI karena dirasa lebih dekat dengan perkampungan,” tutur Slamet.
Jumlah keseluruhan guru di sekolah itu hanya tiga orang. Terdiri atas satu guru pegawai negeri sipil (PNS) yang mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) serta dua guru tidak tetap (GTT).
Lebih jauh Slamet mengatakan, menjamurnya MI mengakibatkan banyak murid beralih sekolah.
Selain itu, kebanyakan orang tua di daerah tersebut berpedoman kuat, jika disekolahkan di MI, anak terjamin masuk surga.
“Karena pedoman itulah, banyak murid yang beralih ke MI dan banyak juga MI yang tidak memiliki izin dari dinas pendidikan,” terang Slamet, yang mengaku baru menjabat kepala sekolah (Kasek) dua tahun.
Rumah GTT yang mengajar di SDN 3 Alasbuluh berada di Desa Bengkak.
Untuk sampai di tempat mengajar, guru itu harus menempuh jarak 13 km dengan menyusuri hutan kapuk serta jalan curam tanpa aspal dan berbatu.
Terkadang, jika mengalami kendala ban bocor dalam perjalanan, GTT tersebut harus meminta izin terlambat kepada Kasek.
Selain itu, dari sisi murid, bila diminta untuk les di sekolah, banyak yang tidak mau karena jam untuk mencari rumput akan berkurang.
Sebenarnya SDN 3 Alasbuluh akan dimerger dengan SD terdekat. Namun, karena jarak yang jauh, rencana tersebut dibatalkan.
SDN 3 Alasbuluh tetap bertahan walaupun jumlah muridnya hanya 22 anak.
Sumber: fajar.co.id
loading...
0 Response to "Jumlah Siswa 22, Satu Kelas Paling Banyak Diisi 5 Orang"
Posting Komentar